Sabtu, 03 April 2010

Mencapai kebijaksanaan Tertinggi


             Mencapai Kebijaksanaan Tertinggi
Murid  : Guru bagaimana cara Bodhisattva Avalokitesvara    mencapai kebijaksanaan tertinggi?
  Guru  :AVALOKITESVARA adalah bodhisatva yg terkenal dalam aliran mahayana, Dikehidupan lalunya ia telah menjadi Buddha namun ia memutuskan membantu tugas Buddha Amitabha disurga barat dalam perwujudan seorang Bodhisattva dapat dibaca dalam amitabha sutra.Buddha Sakyamuni selalu memuji Bodhisatva avalokitesvara.Dalam Sutra teratai Bodhisattva avalokitesvara telah mencapai penerangan sempurna dan dapat menjelmakan dirinya dalam berbagai perwujudan untuk menolong semua mahkluk dialam samsara.Dan bahkan metode pendengaran avalokitesvara merupakan metode tertinggi dari semua metode meditasi dalam suranggama sutra.
Jadi bagaimanakah seharusnya orang yang berlatih metode pendengaran avalokitesvara dapat mencapai tingkat penerangan agung seperti avalokitesvara bahkan ini berlaku bagi semua Buddha baik masa lalu,sekarang dan akan datang seperti dalam sutra hati.Dibawah ini kita akan membahasnya di dalam sutra hati.
PRAJNA PARAMITA HRDAYA SUTRA

Prajna Paramita Hrdaya Sutra merupakan salah satu Sutra yang terkenal dalam umat Buddha Mahayana. Terjemahan Sutra ini dalam bahasa Indonesia dikenal nama Sutra Hati atau Shin Cing (Mandarin). Untuk memahami Sutra ini, sebaiknya di baca dengan hikmat agar dapat lebih dipahami.
Yang Maha Suci Sang Avalokitasvara sedang membina Samadhi Kebijaksanaan Sejati untuk mencapai pantai seberang (nirvana). Dalam pengamatan bathinNya, Beliau melihat dengan jelas, bahwa lima kelompok kegemaran (Panca-Skhanda) itu sebenarnya adalah kosong (Sunyata). Dengan pencapaian meditasiNya ini, maka Sang Avalokitesvara telah terbebas dari segala sumber sengsara dan derita.

O, Sariputra, wujud (rupa) tidak bedanya dengan kosong (sunyata), dan kosong (sunyata) juga tidak berbeda dengan wujud (rupa). Maka wujud pada hakekatnya adalah kosong dan kosong adalah wujud. Demikian pula halnya dengan perasaan, pikiran, keinginan, dan kesadaran.

Sariputra, kekosongan dari semua benda tidak terlahirkan, tidak termusnahkan, tidak ternoda, tidak bersih, tidak bertambah, ataupun tidak berkurang.

Oleh sebab itu,dengan kekosongan maka tiada berwujud,tiada perasaan, pikiran, keinginan, dan kesadaran; tiada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran; tiada wujud, suara, bau, rasa, sentuhan dan gambaran pikiran ; tiada alam penglihatan sampailah tiada alam kekuatan pikiran dan kesadaran (delapan belas alam pengenal)

Tiada 'timbul awal kebodohan' (avijja) maupun tiada 'timbul akhir kebodohan'; hingga usia dan kematian, tiada 'timbul akhir usia tua dan kematian'. Tiada 'timbul derita (Dukha)', lautan derita (samudaya), pelenyapan derita(Nirodha), dan jalan kebenaran (Marga) ; tiada 'timbul kebijaksanaan', maupun tiada 'timbul yang dicapai'.

Karena tiada yang dicapai, maka Bodhisattva mengandalkan Kebijaksanaan Sejati untuk mencapai pantai seberang; oleh sebab itu hati nuraninya telah terbebaskan dari segala kemelekatan dan halangan.

Karena tidak ada lagi kemelekatan dan halangan, maka tidak ada rasa takut dan khawatir, dan dapat terbebas dari ilusi dan keterperdayaan, dengan demikian dapat mencapai Kesempurnaan Sejati.

Para Budha di masa lampau, sekarang, dan yang akan datang membina pada Kebijaksanaan Sejati untuk mencapai Kesadaran Sejati Tertinggi.

Maka kita mengetahui bahwa Maha Prajna Paramita adalah Mantra suci Agung, Mantra unggul dan Mantra yang tiada taranya; Yang benar dan tepat untuk menghapuskan semua derita.

Karena beliau mengucapkan Mantra Prajna Paramita yang berbunyi :
“GATE GATE PARAGATE PARASAMGATE BODHISVAHA”
( Prajna Paramita Hrdaya Sutra )



Setelah selesai bermeditasi objek suara bodhisatva avalokitesvara merenungkan 5 skanda yg terdiri dari perasaan,pikiran,pencerapan,jasmani dan kesadaran.Ia mengamati bahwa pikiran,perasaan,pencerapan,jasmani, kesadaran dan 6 indra tidak kekal dan trus berubah yg merupakan penderitaan.5 skanda ini bukan jati dirinya.
Setelah itu ia merenungkan jati dirinya yaitu cahaya (hakikat buddha)bahwa jatidirinya diluar 5 skanda.Karena diluar 5 skanda maka ia bebas dari derita.
Jatidiri ini diluar dualisme yaitu diluar kehidupan dan kematian,kebahagiaan dan penderitaan,kegagalan dan keberhasilan,kebodohan dan kebijaksanaan.
Karena ia memahami jatidirinya hatinya tenang dan tak ada kekhawatiran lagi sehingga ilusi lama kelamaan hilang sehingga tercapailah kesadaran tertinggi.

Tidak ada komentar: