Rabu, 31 Maret 2010

MENGGINGAT JATIDIRI KITA YANG SESUNGGUHNYA


            MENGGINGAT JATI DIRI KITA YANG SESUNGGUHNYA
Murid  : Guru mengapa kita lupa jatidiri kita?
Guru    : Mungkin dari cerita ini anda bisa mengerti.
            Dikisahkan ada seorang petani yg menemukan telur seekor elang dan menempatkan telur tsb dengan telur ayam yang sedang dierami oleh induknya. Setelah beberapa hari dierami maka telur-telur itu menetas. Telur elang itupun menetas. Ia diasuh oleh induk ayam. Karena diasuh oeleh induk ayam elang tersebut berperilaku seperti ayam. I mengais-ngais ditanah untuk mencari cacing dan berkokok seperti ayam lainnya.
            Pada suatu hari ia melihat seekor elang terbang diatasnya dan penuh kekaguman melihat elang tersebut. Ia bertanya kepada ayam lainnya. Ayam lainnya menjawab:”Dialah elang raja  segala burung”. Ia berkata jika kita bisa seperti elang tersebut terbang diangkasa sangat luar biasa. Ayam-ayam menjawab:”Jangan mimpi dia adalah mahkluk angkasa dan kita hanya seekor ayam”.
            Rupanya elang diangkasa tadi memperhatikan mereka. Ia merasa heran kenapa ada elang berkumpul dengan ayam. Ia memutuskan untuk turun dan memastikan apa gerangan yang terjadi. Melihat elang yang terbang menurun ayam-ayam ketakutan dan pergi menjauh sedangkan elang yang berperilaku seperti ayam tadi tidak lari malah ia kagum dengan elang yg mendekat padanya. Akhirnya elang itu turun dan mendekati elang yg berperilaku seperti ayam tadi.
            Elang itu bertanya kepadanya:”Sedang apa engkau disini?”Elang berperilaku ayam tadi menjawab:”Aku adalah ayam”. Mendengar jawaban itu elang sejati tertawa terbahak-bahak. Ia berkata:”Engkau adalah elang bukan ayam!”Elang seperti ayam kembali menjawab:”Engkau salah aku bukan elang tapi ayam”
Elang sejati berpikir jika aku tak membuktikan bahwa ia adalah seekor elang maka ia akan mati seperti ayam. Mungkin ia lupa dirinya karena ia telah lama bergaul dengan ayam. Lalu elang sejati itu membawanya kesebuah danau. Ia berkata:”Lihatlah kita mempunyai paruh, cakar dan sayap yang sama,coba lihat kedalam kolam. Elang yang berperilaku seperti ayam tersebut melihat kedalam kolam dan terkejut karena apa yg dikatakan elang sejati adalah benar. Ia mulai yakin kalau ia adalah seekor elang juga. Akhirnya elang sejati mengajarinya terbang dan akhirnya ia bisa terbang dan kembali menjadi elang yang sesungguhnya.
            Demikianlah kita lupa pada siapa diri kita yang sebenarnya. Banyak Buddha Bodhisatva turun kedunia mengingatkan jatidiri kita yang sebenarnya. Milyaran kehidupan kita mengalami kelahiran dan kematian. Kita lupa pada jatidiri kita siapa karena kita sudah menggunakan banyak badan manusia, setan, binatang dan sebagainya. Seperti pakaian yang rusak kita harus mencari pakaian baru lagi. Jati diri ini terbungkus oleh pakaian ini.
            Buddha Sakyamuni mengatakan:”Semua mahkluk memiliki sifat Kebuddhaan dan bisa menjadi Buddha”.
Pada awalnya kita adalah Buddha tapi kita lupa pada jatidiri kita yang begitu agung. Buddha Sakyamuni melihat semua mahkluk adalah Buddha. Ia mengingatkan kepada kita bahwa kita memiliki sifat Buddha dan bisa menjadi Buddha seperti dirinya. Buddha Sakyamuni adalah elang sejati tapi kita adalah elang yang berperilaku seperti ayam karena kita lupa pada jati diri kita sebenarnya. Kita hidup didunia,terpengaruh oleh dunia dan mati didunia dengan melupakan keagungan kita.
Para Buddha Bodhisattva sangat welas asih mengajar manusia untuk mengenal jati diri mereka yang agung. Kita harus berterimakasih kepada para Buddha dan Bodhisattva. Salah satunya Bodhisattva  Mahasattvaya Avalokitesvara yang agung yang menunda dirinya mencapai kebuddhaan sebelum semua mahkluk bebas dari samsara
           

Tidak ada komentar: